Sunday, March 10, 2013

Yang Kental dan Enak dari Papua


Timika - Sagu adalah sumber makanan pokok di Papua. Saat traveling ke Papua, jangan ragu lagi mencicipi Papeda dengan sagu kental dan gurih. Dijamin ketagihan!

Papeda, berupa sagu kental dan ditemani dengan daging ikan kakap putih bumbu kuah kuning, adalah makanan yang relatif mudah dijumpai di Papua. Saking khasnya, traveler menjadikan papeda sebagai makanan yang wajib dicoba.

Demikian halnya saat saya bersama tim Dream Destination Papua menjelajah Timika. Sadar bahwa kami tidak punya banyak waktu menjelajah kota pada Kamis (7/3/2013) lalu, pilihan tempat makan pun jatuh pada restoran dari hotel tempat kami menginap di Rimba Papua Hotel.

Agak mahal sih karena di hotel, tapi tak apalah. Papeda dipesan, dan datanglah semangkuk besar sagu kental dan semangkuk ikan bumbu kuning dengan mangkuk yang lebih besar lagi. Teman mereka adalah tumis kangkung dengan aroma memikat hati.

Untuk yang belum tahu, sagu yang disajikan saat makan Papeda bentuknya kental. Penampakannya seperti lem. Kita memuntir dan mengaduk sagu kental dengan alat makan, agar sagu terangkat dan terambil untuk dimakan. Rasanya tawar saja memang, untuk itulah ada ikan bumbu kuning.

Ikan ini disajikan dengan bongkahan fillet daging ikan yang banyak tersebar di Papua dan Australia. Suku Aborigin Australia menyebutnya Barramundi, sedangkan orang Papua menyebutkan Kakap Putih. Bumbunya adalah kuah kuning. Nikmatilah sagu kental dan kuah ini, barulah Papeda terasa nikmat. Tanpa kuah kuning ini, sagu akan terasa tawar.

Daging ikan pun terasa tebal dan gurih. Sementara teman makan ketiga berupa tumis kangkung berhasil mencuri perhatian saya dengan kelezatan yang ada. Papeda dengan daging kakap putih bumbu kuning dan tumis kangkung membuat lidah bergoyang.

Tidak saya sangka, sagu kental nikmat Papeda rupanya bisa mengenyangkan. Saya tidak bisa menghabiskan papeda karena porsinya yang jumbo. Saya yakin begitu, karena anggota tim Dream Destination Papua, Mellisa Ang yang makan malam di tempat itu dengan menu yang sama, tapi dengan hasil berbeda.

Dia mendapatkan ukuran porsi yang lebih kecil dan normal. Hmmm, mungkin yang memasak papeda mempertimbangkan porsi makan pria dan wanita. Siapa tahu?

0 komentar:

Post a Comment