Thursday, April 4, 2013

Penumpang Gemuk Bayar Lebih, Siapa Untung?


Sydney - Maskapai perintis asal Polinesia, Samoa Air, baru-baru ini menetapkan peraturan 'bayar sesuai berat badan'. Pro dan kontra pun terlontar dari mulut traveler dan pakar penerbangan. Tapi dari segi ekonomi, untungkah mereka?

Sistem pembayaran baru dari Samoa Air menimbulkan pertanyaan di benak traveler. Betapa tidak, penumpang harus memasukkan angka berat badan mereka dan bagasi saat booking online di situs maskapai perintis itu. Harganya bervariasi tergantung rute. Mulai dari US$ 1 (Rp 9.700) per kilogram untuk rute domestik terpendek, sampai US$ 4,16 (Rp 40.000) per kilogram untuk rute Samoa-Samoa Amerika.

Trevor Bock, pakar penerbangan asal Australia mengatakan, berat badan penumpang bukanlah hal krusial bagi maskapai komersil yang lebih besar di Australia. Apalagi kalau hal itu terkait bahan bakar.

"Saya merasa bukan masalah kalau bicara soal biaya membawa penumpang berat versus penumpang ringan (dalam hal penggunaan bahan bakar). Kalau pilotnya kuatir soal cuaca, mereka akan membuang 1 ton bahan bakar. Hal itu jauh lebih berarti dibanding berat satu pesawat penuh orang gemuk," kata Bock seperti dilansir dari The Sydney Morning Herald, saat dikunjungi Jumat (5/4/2013).

Lalu dengan diterapkannya peraturan tersebut, apakah Samoa Air mendapat keuntungan dari segi ekonomi? Bock menjawab, tidak.

"Uang yang dihemat tidak seberapa, apalagi kalau dihitung per sektor," katanya.

Chief Executive Samoa Air Chris Langton mengatakan, pembayaran berdasarkan berat badan ini adalah 'cara paling adil untuk traveling'. Anda setuju atau tidak?

0 komentar:

Post a Comment