Thursday, April 25, 2013

Memberi Makan Lumba-lumba, Siapa Mau Coba?


Tangalooma - Echo dan Tinkerbell adalah dua dari banyak lumba-lumba yang hidup di perairan Pulau Tangalooma, Australia. Wisatawan bisa berkenalan sekaligus memberi makan dua lumba-lumba lucu dan menggemaskan ini.

Matahari mulai beringsut tenggelam di ufuk barat Tangalooma. Namun orang-orang justru mulai berkumpul di pantai yang terletak di Pulau Moreton, Queensland, itu.

Sebagian orang duduk di pinggir dermaga sementara lainnya berdiri di tepi pantai ditemani beberapa petugas dari Tangalooma Wild Resort yang berseragam biru-biru. Waktu memberi makan lumba-lumba telah tiba.

Sekitar 8 ekor lumba-lumba berseliweran di tepian pantai yang dangkal. Sirip-sirip dorsal (sirip punggung-red) mereka terlihat muncul di atas permukaan air.

"Mereka itu lumba-lumba liar. Setiap sore saat matahari tenggelam, mereka selalu datang ke sini," tutur salah seorang petugas Tangalooma Wild Resort, Chad Croft, kepada kami dari rombongan Garuda Indonesia, Minggu (14/4/2013).

Sebelum acara mulai, petugas resort mengingatkan kami agar tidak membelai lumba-lumba itu. Walau lumba-lumba tidak berbahaya, hal ini penting untuk menghindari hal yang tidak diinginkan karena bagaimanapun juga mereka adalah hewan liar.

"Mereka tidak ditangkarkan. Mereka datang sendiri ke sini. Tidak ada jaring atau apapun. Mereka hidup di sekitar Pulau Moreton, jelas Chad.

Usai mendapat penjelaskan singkat, orang-orang yang hendak memberi makan lumba-lumba lalu diminta membentuk 4 barisan. Masing-masing barisan akan memberi makan lumba-lumba yang berbeda.

Ada dua ember yang diletakkan di depan barisan. Kami diminta mencuci tangan di ember pertama yang berisi cairan mirip air agar tak ada lagi zat-zat membahayakan yang bisa menyakiti lumba-lumba. Setelah itu kami menuju ember kedua untuk mengambil ikan segar sejenis sardin yang akan diberikan ke lumba-lumba.

Tiga orang dari kami lalu mulai masuk ke dalam air tempat lumba-lumba berada. Tak perlu susah-susah, hanya dengan memasukkan tangan ke dalam air maka lumba-lumba yang cerdas itu akan langsung mengambilnya dari tangan kami.

"Ini namanya Echo. Dia yatim piatu. Pertama kali datang ke sini sendirian. Dulu dia pernah terluka diserang hiu. Lihat saja sirip punggungnya yang terluka. Tapi dia akhirnya bisa survive," terang petugas resort, Susan.

Walau mamalia laut ini tergolong liar, namun mereka tampak jinak dan lembut. Sesekali Echo berenang sambil menggesekkan tubuhnya ke kaki dan tangan kami. Terkadang dia juga bernapas sehingga air memercik ke mana-mana. Sungguh mengagumkan!

Saat sedang 'bermain' dengan Echo, tiba-tiba datang lumba-lumba lain yang ternyata bernama Tinkerbell. Susan melarang kami memberi dia makan karena kelakuannya yang suka seenaknya sendiri.

"Jangan kasih dia. Dia bossy. Merasa dirinya bisa melakukan apa saja," pinta Susan yang lalu menjelaskan seharusnya jatah Tinkerbell ada di barisan lain.

Setelah kurang lebih 3 menit di dalam air, giliran orang lain yang masuk ke dalam air. Begitu seterusnya sampai 1 jam berlalu dan acara tersebut usai.

Awal mula acara memberi makan lumba-lumba ini terjadi pada 30 tahun yang lalu. Pada tahun 1980-an pengunjung resor memberi tahu pengelola ada lumba-lumba yang memakan ikan yang mereka buang dari atas dermaga. Pengelola resor memberi nama lumba-lumba yang sering mondar-mandir di dekat pantai itu Beauty.

Pada April 1992, untuk pertama kalinya Beauty mengambil makanan ikan kegemarannya langsung dari manusia. Hal itu terus berlangsung terus dilakukan sampai sekarang.

Beauty sudah mati karena sakit, kini keturunannyalah yang terus melakukan kebiasaannya yang mengagumkan itu. Selain Echo dan Tinkerbell, ada juga Bobo, Nari, Silhouette, Phoenix, Tangles, Shadow, Storm, dan Rani.

"Mereka tetap bisa mencari makan sendiri. Meskipun kita kasih makan, mereka tidak kehilangan kemampuannya untuk berburu," jelas Susan.

0 komentar:

Post a Comment