Friday, December 21, 2012

Gunung Kiamat di Prancis Malah Penuh Polisi & Wartawan, Bukan Turis


Bugarach - Gunung Bugarach di Prancis sempat diyakini akan dibanjiri ratusan ribu turis yang ingin selamat dari kiamat. Tepat pada hari H, nyaris tidak ada turis yang muncul. Polisi santai naik kuda, warga desa kadung kesal, wartawan pun gigit jari.

Gunung Bugarach di selatan Prancis mendadak tersohor di mata wisatawan menjelang kiamat kalender Maya 21-12-2012. Mereka percaya UFO akan menjemput di puncak gunung dan menyelamatkan mereka dari kiamat. Batas waktu kiamat ini adalah 22.11 waktu Australia Timur atau pukul 18.11 WIB, Jumat (21/12/2012).

Dari segi pariwisata memang menjadi promosi menguntungkan. Namun atas pertimbangan keselamatan, pemerintah setempat jauh-jauh hari menutup jalan agar tidak ada wisatawan yang naik ke atas gunung. Aksi blokir ini sepertinya berhasil.

Turis yang muncul di Bugarach sedikit, dan jauh dari harapan. Padahal, ada wartawan yang sudah datang jauh-jauh dari China.

"Sinari aku wahai kodok," terdengar seorang wartawan Inggris menggerutu atas situasi ini.

"Mestinya ilmuwan Rusia, Jepang dan para pakar menjelaskan masalah ini," ujar wartawan Etienne yang terancam tidak dapat berita apa-apa.

Turis yang minta diselamatkan UFO, harus menghadapai blokir polisi di seluruh area. Hanya wartawan dengan kartu pers dan warga desa dengan tanda pengenal yang boleh masuk ke desa. Jika berhasil masuk ke desa, mereka berhadapan dengan patroli polisi berkuda.

Tapi, ada saja turis yang berhasil lolos dari penjagaan polisi. Frederic (28), pengangguran dari Marseille dan kakaknya Laurent (35) tetap berniat naik ke puncak gunung setinggi 1.230 mdpl yang kini tertutup awan itu. Dia sudah membawa tenda dan ransel gunung.

"Harus sudah ada di puncak pada Jumat pukul 14.00. Nanti sinar matahari melewati semua planet yang selurusan dengan matahari sampai ke gunung ini. Saat itu akan muncul jendela antar dimensi. Ada lubang di sisi lain puncak gunung itu, setinggi lutut. Kami mau duduk di dalamnya. Kalau gerbang itu sudah terbuka, kami akan masuk ke dimensi lain," kata Frederic dengan yakin.

Tadinya dia berharap ada sekitar 200.000-an turis lain bersamanya, tapi kini malah sepi. Di sudut desa lain, turis Slyvain Dufir (44) yang mengaku punya nama kosmik Oriana menjelaskan di Gunung Bugarach bukan kiamat, tapi wahyu pencerahan.

"Bukan kiamat, tapi penyampaian wahyu. Semua manusia akan menjadi satu dalam cahaya emas cinta Tuhan. Rasanya seperti 10.000 kali orgasme," ujar dia. Para pemuda yang lewat langsung menyeletuk, "Ayo dong kiamat!"

Yang jelas, masalah kiamat ini memang bikin kesal warga desa di Bugarach. Alain Jany (53) pensiunan tentara hanya bisa menggerutu.

"Apa saya satu-satunya orang waras di sini, yang lain gila. Atau sebaliknya? Ini jadi seperti film bencana. Lihat saja, desa kita isinya wartawan dan polisi. Biasanya kan kalau begini ada perang, pembunuhan. Di sini mau menunggu apa? Nggak ada! Saya sudah ke puncak gunung itu 50.000 kali, nggak ada apa-apa. Ini sampah," tukas dia.

0 komentar:

Post a Comment