Monday, May 6, 2013

Lembata, Kecantikan Indonesia yang Terperangkap Kesulitan


Jakarta - TN Komodo atau Raja Ampat sudah terkenal sebagai destinasi pilihan di Indonesia Timur. Padahal, masih banyak destinasi cantik namun sayangnya masih terbatas dalam perkembangan, salah satunya Kabupaten Lembata di NTT.

"Banyak yang bilang NTT disebut Nasib Tidak Tentu atau Nasib Tergantung Tuhan," kata Wamenparekraf, Sapta Nirwandar dalam acara acara peresmian Rally Wisata Bahari Lembata 2013 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (6/5/2013).

Bagaimana tidak, lanjut Sapta, kapal feri yang beroperasi di sana kadang ada kadang tidak.

"Bisa sebulan datang, namun hilangnya dua bulan," celetuk Sapta. Inilah yang membuat traveler butuh waktu yang cukup lama untuk mencapai destinasi di sana.

"Kami punya landas pacu sepanjang 1.500 meter, sayangnya kurang 300 meter lagi untuk bisa kedatangan pesawat ATR 72," kata Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dalam acara yang sama.

Jalan aspal pun masih sangat jarang. Untungnya, ada acara wisata yang diharapkan bisa secara berkesinambungan membangun Kabupaten Lembata. Dalam acara Rally Wisata Bahari Lembata 2013, diharapkan rute untuk rally bisa dibangun. Yang akhirnya, membuka akses ke banyak tempat di sana.

"Harus diakui, salah satu pendapatan besar kami berasal dari pariwisata, oleh karena itulah kami berusaha memperkenalkan acara ini ke khalayak luas," lanjut Eliaser.

Menurut Sapta, Lembata memiliki keunikan pariwisata yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ada kekayaan budaya yang juga masih sangat kental. Ada juga kekayaan wisata alam baik bahari maupun darat. Semua, menurut Sapta, sama-sama memiliki potensi yang kuat.

"Kami dari pemerintah sudah memasukkan rencana pengembangan Indonesia Timur dalam MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) tepatnya di koridor 5," kata Sapta.

Menurut Sapta, promosi sangat diperlukan untuk membangun kawasan yang seperti ini. Promosi bisa dilakukan melalui cara online atau offline. Keduanya memiliki pangsa pasarnya sendiri. Dengan menempuh cara-cara tersebut, semoga Lembata bisa lebih dikenal dan berkembang.

"Kini NTT berarti Nasib Tergantung Tourism!" tutup Sapta.

0 komentar:

Post a Comment