Saturday, May 11, 2013

Cafe Batavia, Sentuhan Belanda di Tengah Ibukota


detikTravel Community - 

Jika melancong ke kawasan Kota Tua Jakarta, pasti tertarik dengan satu bangunan kuno di depan Taman Fatahilah. Itulah Cafe Batavia, sensasi sentuhan Belanda di tengah ibukota.

Pernah dengar kafe yang bernuansa kolonial Belanda di Jakarta? Belum? Pernah dengar Cafe Batavia? Belum? Nah, sekarang saya akan membahas mengenai kafe tersebut. Silahkan disimak.

Kalau Anda baru pertama kali ke Cafe Batavia, hal pertama yang anda katakan adalah Wow! Arsitektur dari kafe tersebut memang terasa sangat magis sekali. Hal ini bisa dilihat dari bentuk, tata ruang, dan tatanan bangunan tersebut.

Saat Anda memasuki Cafe Batavia, pasti langsung terbelalak dan merasa berada di masa zaman dahulu. Tapi hal ini tidak akan merusak suasana nyaman dan romantis jika Anda pergi dengan pasangan. Bagi yang mau melamar atau "menembak" calon pacar, tempat ini sangat rekomendasi.

Konsep bangunan Belanda yang kental bisa dilihat dari ruangan yang dihias dengan lampu-lampu cantik. Yang membuat unik lagi adalah semua ruangan di kafe ini dipenuhi dengan foto.

Bangunan ini diperkirakan dibangun pada tahun 1805, yang dulunya adalah tempat tinggal dari seorang pejabat pemerintahan Belanda yang bekerja tepat di depan bangunan ini. Pada tahun 1993, bangunan ini dijual kepada orang Australia yang bernama Graham James. Pada tahun 1997, bangunan ini pun beralih fungsi menjadi kafe dikarenakan waktu itu terjadi krisis moneter.

Ketika beranjak dari lantai 1 ke lantai 2, kalian akan melihat hampir semua ruangan di Cafe Batavia ini dipenuhi dengan bingkai foto. Apalagi bila kalian pergi ke toiletnya. Wow..! Di sana penuh dengan foto. Setidaknya, ada sekitar seribu bingkai goto yang berbeda di tersebut. Tampaknya tak akan bisa sehari ya kalau mau lihat satu per satu.

Ketika saya mengunjungi kafe ini, sayangnya saya sudah melewatkan live musiknya. Setiap hari Kamis-Minggu, Cafe Batavia memanjakan pengunjungnya dengan menghadirkan live musik. Biasanya yang disuguhkan di kafe ini hanya musik jazz. Jadi mendukung sekali kan dengan situasinya, hehehe.

Inilah satu cerita dari saya, semoga membantu!

0 komentar:

Post a Comment