detikTravel Community -
Onsen atau pemandian air panas jadi salah satu yang khas dari Jepang. Tak jauh beda dengan Jepang, Garut pun punya wisata sejenis. Malah, air panas ini mengalir langsung ke kamar mandi di penginapan. Keren!
Cara untuk menikmati keindahan suatu destinasi tidak cukup hanya dengan membaca artikel ataupun melihat gambar kota tersebut. Menurut saya cara yang lebih tepat yaitu dengan benar-benar merasakan suasananya.
Selama ini saya cenderung melihat dengan satu mata setiap kali membahas rencana traveling ke Garut, Jawa Barat. Yang saya tahu mengenai Garut terbatas hanya soal kuliner dodol dan wisata air panas, that's all.
Benar saja, mata saya langsung terbuka begitu tiba di Garut. Saya merasa heran kenapa hampir semua orang memakai jaket, baik yang naik motor maupun yang baru keluar dari pusat belanja sekalipun. Ketika membuka jendela mobil, memang benar ternyata suhu yang dingin langsung menyambut saya. Padahal waktu itu saya bersama dengan @stefansantoso dan @chayadikwok baru saja tiba dari Pangandaran yang panas.
Alhasil, begitu turun dari mobil dan mencari makanan di kawasan kuliner Pasar Ceplak di pinggir jalan, kami harus bersembunyi di balik deretan tenda kaki lima. Masih belum cukup, kami bahkan harus mendekat ke sisi kompor untuk menghangatkan badan. Yang pasti, suasana malam di Garut memang benar-benar dingin.
Esok harinya, saya baru tau kenapa Garut juga sering dijuluki "Swiss Van Java." Berada di sisi utara Garut, terlihat begitu jelas kalau hampir seluruh sisi kota ini dikelilingi oleh gunung!
Meskipun belum pernah ke Swiss, tapi saya yakin letak geografis Garut serupa dengan kota-kota di Swiss yang dikelilingi pegunungan salju. Suasana sejuk dan pemandangan hijau memberikan kenikmatan tersendiri selama berkeliling di Garut. Perlahan saya mulai merasa jatuh cinta pada kota ini.
Suasana malam yang dingin ditambah belum adanya tempat menginap membuat kami harus mencari tempat menghangatkan badan alias tempat menginap. Di daerah wisata Cipanas tersebar begitu banyak penginapan dari yang kelas melati hingga resort bermata uang dolar.
Karena memang dadakan, sampailah kita di survei hotel pertama. Waktu mengecek hotel ini, tidak ada hal yang khusus selain area parkir yang luas dan penampungan air besar di tengah-tengah parkiran. Hanya, sedikit yang membingungkan yaitu di tengah malam yang dingin air di tengah penampungan itu terasa tetap hangat.
Waktu melihat suasana di dalam kamar pun masih biasa-biasa saja. Interior jerami yang cukup unik pasti juga dirancang untuk meredam dinginnya suhu malam. Yang cukup lucu adalah ada satu handuk dan sabun yang dibungkus dalam pastik dan disiapkan untuk tamu.
Di depannya ada tulisan, "Handuk dan sabun sudah di dalam harga kamar. Silahkan dibawa pulang." Dalam hati saya berpikir, mungkin karena banyak orang Indonesia yang klepto alias suka mengambil, sekalian saja handuknya digratiskan.
Namun suasana dan kami yang masih kelelahan sehabis berkendara langsung berubah ketika @chayadikwok keluar dari kamar mandi. Kita langsung shock dan benar-benar terkejut sewaktu melihat isi kamar mandinya.
Inilah onsen ala Garut!
Saya langsung terperangah melihat ada air yang terus mengalir dari bak mandi yang terlihat seperti kolam kecil. Yang membuat suasana menjadi semakin seru karena saya melihat ada dua keran yang menjadi sumber masuknya air.
Ternyata, keran yang satu untuk air panas, dan keran kedua untuk air sangat panas. Wow! Bagi saya ini seperti free flow jacuzzi ala Garut! Tidak pikir panjang lagi, kami langsung membayar tarif untuk menginap di hotel itu.
Waktu saya nanya, kenapa airnya dibiarkan mengalir terus-menerus, si Bapak malah bilang, "Memang di sini harus dialirin terus."
Malah si Bapak juga menambahkan, "Sepanjang tahun, di sini akan selalu keluar air panas dari mata air di atas."
Masih tak percaya dengan ucapan si bapak, saya mencoba menyentuh airnya dan memang benar, tidak ada air dingin yang keluar. Semua air yang keluar dari mata air di Cipanas benar-benar air panas!
Tak lama setelah mengeyangkan perut, saya langsung bersiap untuk berendam di permandian air panas ala hotel Garut. Baru satu langkah masuk ke bak mandi, saya langsung terdiam karena panasnya air. Benar-benar perlu proses yang panjang untuk bisa membuat tubuh saya sepenuhnya terendam di dalam bak dari keramik ini.
Perlahan-lahan saya mulai membasahi tubuh saya supaya tidak kaget waktu saya rendamkan. Setelah sekian lama berusaha menahan air panas ini, akhirnya saya bisa merendamkan badan saya hingga mencapai pundak.
Wuih begitu nikmat dan tidak percaya rasanya kalau kota Garut bisa punya atraksi wisata seperti berendam ala onsen di Jepang ini. Memang wisata Indonesia yang mengagumkan.
Sambil berendam selama 30 menit yang membuat saya hampir tertidur, saya kembali terperangah ketika tersadar bahwa toilet jongkok ataupun toilet duduk di sana tidak ada yang memakai flush. Alhasil, kebayang kan bagaimana proses "bersih-bersih" langsung dari sumber air panas! Melepuh-lah area terlarang ini saat mengambil air dari pipa yang mengalir langsung dari bak mandi itu.
Benar-benar pengalaman yang seru dengan penginapan di sekitar Cipanas ini. Tidak mau rugi, esok paginya saya kembali berendam. Nikmatnya...
Mungkin benar, tidak kenal maka tidak sayang. Memang akan selalu ada sisi yang menarik dari suatu kota, apalagi kalau dilihat dan dirasakan dari sudut yang berbeda.
"All journeys have secret destinations of which the traveler is unaware." – Martin Buber
0 komentar:
Post a Comment