detikTravel Community -
Sebagai ibukota Provinsi Maluku, Ambon memiliki alam yang luas biasa indah. Pepohonan hijau dan pantai-pantai cantik mudah ditemukan di sana. Ada juga beberapa situs bersejarah seperti Benteng Amsterdam. Ambon sungguh Manise!
Ketika saya mengatakan akan liburan bersama keluarga ke Ambon, muncul komentar yang sama dari saudara dan teman: Mengapa harus ke Ambon? Tidak takut? Tapi niat saya sudah kuat untuk ke Ambon. Saya dan keluarga memang belum pernah ke Ambon sebelumnya, tentu ini akan menjadi petualangan yang menarik.
Setelah liburan dari Bali dengan pesawat Garuda yang terbang dini hari, kami lalu ganti pesawat di Makassar dan tiba di Bandara Pattimura, Ambon pada pagi. Setelah itu, kami langsung mengunjungi objek-objek wisata setempat.
Ambon dikelilingi hijaunya pohon dan birunya laut. Sepanjang jalan, rumah tiap penduduk jaraknya jauh-jauh. Jalanannya kadang menanjak dan kadang menurun. Di Ambon ada pemukiman Muslim dan Kristen, bahkan ada yang disebut dengan Pos Gaza, seperti di Palestina saja. Di pos tersebutlah terdapat pemukiman dari kedua agama tersebut. Hebatnya, warga Ambon baik yang Muslim atau Kristen sangat ramah dan bersahabat!
Datanglah ke Benteng Amsterdam di Hila, tak jauh dari situ terdapat Gereja tua Hila dan Masjid Wapauwe Kaitetu. Masjid tersebut didirikan pertama kali tahun 1414 di Wawane dan dipindahkan oleh Imam Rijalli tahun 1614 ke Tawalla sebelah timur Wawane. Menurut cerita tahun 1664 Masjid tersebut turun ke Atetu, istimewanya masjid itu tidak menggunakan paku.
Selain itu, Anda juga bisa datang ke Kolam Morea Raksasa Tulehu. Di sana ada belut yang besar, belut itu baru akan keluar setelah mencium bau amis ikan yang ditumbuk-tumbuk.
Datang juga ke sumber air panas alami untuk menyegarkan badan. Setelah itu, saat sore hari datanglah ke Pantai Natsepa di Desa Suli untuk bermain perahu. Jangan lupa untuk menyicipi rujak Natsepa yang bumbunya menggoyang lidah.
Esok harinya, lanjutkan wisata Anda menuju Pantai Liang. Di sana mata kita dapat melihat langsung terumbu karang dan ikan serta bintang laut di dasar laut dari atas perahu. Airnya hijau bening laksana kolam raksasa. Di sekitarnya ada Pulau Seram dan pulau-pulau kecil. Subhanallah
Kami melanjutkan perjalanan ke Pintu Kota, yang mana terdapat karang besar menghadap ke laut dengan lobang besar. Setelah itu, masih ada Santai Beach, dan Batu Capeu (yang bentuknya seperti topi).
Jangan lupa untuk memotret Martha Christina Tiahahu, seorang pahlawan nasional wanita asal Maluku. Lalu potret juga tugu pahlawan nasional Pattimura dan Gong Perdamaian. Setelah itu, Anda bisa mampir di lapangan depan kantor walikota Ambon untuk berfoto dengan tulisan Ambon Manise sebagai kenang-kenangan.
Sebagai masukan untuk Pemda Maluku, baiknya lebih serius mengelola potensi wisatanya. Saya gregetan, karena tiap mengunjungi lokasi wisata, tanpa adanya karcis, kami dimintai uang sebagai biaya masuk dan diambil oleh penjaga warung atau penduduk setempat yang merasa rumahnya dekat tempat wisata tersebut.
Sebaiknya, pemda gencar mempromosikan potensi Maluku. Bila wisatawan berdatangan, maka masyarakat sekitar dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Lain kali, pasti saya dan keluarga akan datang lagi ke Ambon. Hati ini sudah tertambat di Ambon yang damai. Katong basaudara dan sampai jumpa Ambon manise!
0 komentar:
Post a Comment