Wednesday, April 10, 2013

Begini Cara Memfoto Kafe dan Toko Saat City Tour


Jakarta - Saat melakukan city tour, traveler kerap menemukan toko lokal yang unik, juga fasad kafe atau gedung pemerintah yang menarik. Ambil kamera dan foto objek menarik ini dengan 7 cara yang harus Anda tahu.

Saat city tour, tentu waktu yang ada tidak terlampau banyak. Momen yang didapat juga hanya sebentar. Tidak ada waktu longgar untuk memikirkan komposisi secara maksimal, begitu juga angle dan pencahayaan. Semua serba cepat dan mata dipaksa membaca gambar dengan kreatif detik itu juga.

detikTravel, Rabu (10/4/2013) menyusun 7 tips bagaimana memfoto bangunan saat city tour:

1. Kamera selalu On/Stanby

Pertama, kamera selalu dalam keadaan ON/Standby. Tujuannya tidak lain supaya begitu mendapat sesuatu yang menarik di depan mata, bisa langsung menembak tanpa kehilangan waktu sia-sia.

Untuk mengantisipasi supaya baterai tidak habis, jangan lupa mengisi ulang baterai hingga penuh pada malam harinya. Baterai penuh memungkinkan kamera siaga untuk seharian memotret. Apalagi bila tidak sering menggunakan fasilitas live view, baterai kamera dijamin tidak lowbat meski siaga sepanjang perjalanan.

Setelah mengisi penuh, pastikan baterai langsung dimasukan ke dalam kamera. Sebab, pengalaman para fotografer profesional sekalipun, terkadang baterai tertinggal karena terburu-buru atau memang lupa.

Tidak ada salahnya, setiap mau berangkat, kamera dijepret sekali guna memastikan baterai dan kartu memori telah terpasang.

2. Setting ISO

Setinglah ISO kamera pada level yang memungkinkan untuk keliling kota dengan tingkat pencahaan yang berbeda-beda. Kadang terang namun di lain menjadi gelap karena terkena bayangan gedung. Supaya tidak repot-repot menggonta-ganti ISO, yang kadang karena bergegas kesana-kemari hingga lupa diganti, tidak ada salahnya menggunakan ISO otomatis.

3. Memilih mode manual atau auto

Jangan bingung apakah akan menggunakan mode Manual, Speed Priority atau Apperture priority. Bila memang Anda sudah mahir menggerakan speed dan level diafragma secara dinamis secara bersamaan, menggunakan mode Manual tidak ada masalah.

Akan tetapi bila masih ragu-ragu, dapat menggunakan speed priority saat memotret dari dalam kendaraan. Sementara kalau sedang jalan kaki, bisa menggunakan apperture priority. Atau yang masih belum mengetahui 3 mode tersebut , masih bisa menggunakan Auto.

Anda sendiri yang mengetahui kemampuan Anda untuk menentukan pilihan mode memotret. Toh, dari foto yang dihasilkan, hampir tidak ada yang tahu Anda menggunakan mode M, TV, AV, atau Auto.

4. Memakai lensa yang tepat

Pilihlah lensa yang cocok untuk menghadapi momen singkat. Anda dapat menggunakan satu lensa yang mencakup jangkauan lebar hingga tele seperti 18-300. Akan tetapi bila tidak, sebaiknya standby dengan lensa lebar terlebih dahulu. Sementara lensa tele disiapkan untuk memotret detil dengan apik, saat waktu memungkinkan.

5. Angle yang tepat

Secara umum, karakter fasad toko atau kafe mempunyai kesamaan pola yakni kotak (dengan berbagai variasinya). Maka cara cepat membuat komposisi foto yang menarik yakni frontal dari depan dan atau menyamping (serong) sekitar 30 hingga 45 derajat. Jangan lupa untuk memotret vertikal dan horizontal.

Tentu tidak sebatas dua angle tersebut, namun akan semakin bervariasi tergantung kondisi di lapangan. Semua menuntut kreatifitas fotografer merekam dengan dinamis sebuah 'benda mati' berupa bangunan toko/kafe supaya terasa hidup.

6. Mulai dengan overview

Anda bisa memulai dengan memotret bidang kafe atau toko secara keseluruhan (overview). Kemudian dilanjutkan dengn fokus ke hal-hal yang spesifik, yang menarik secara visual misalkan warna dan bentuk khas dari toko tersebut.

Pada saat eksekusi, siapapun dapat berkreatifitas dengan memasukan unsur manusia, kendaraan, warna, logo, huruf, daun, atau apa saja yang dianggap unik dari toko/kafe tersebut. Sehingga, dengan menambah unsur lain dari foto utama yakni fasad, akan lebih memberi kesan dinamis. Selain itu, menambah unsur selain di luar toko akan lebih memperkuat cerita.

7. Menyimpan data foto

Pasca memotret, simpan file foto dalam komputer yang sistematis supaya tidak tertukar. Lalu olah foto sesuai kebutuhan dan koreksi seperlunya lewat piranti lunak yang biasa digunakan. Biasanya langkah pertama yakni mengcroping terlebih dahulu untuk mengkoreksi ide cerita (point of interest). Kemudian memperbaiki exposure, warna dan terakhir me-resize foto.

Oh, iya, saat hendak men-share ke media sosial, perlu dipikirkan apakah foto tersebut cukup berharga bagi Anda. Bila menurut Anda foto tersebut cukup penting, tidak ada salahnya menambahkan watermark untuk memastikan foto tidak dicuri.

0 komentar:

Post a Comment