Wednesday, April 3, 2013

Anak Down Syndrome Pecahkan Rekor Mendaki Gunung Everest


Himalaya - Traveling adalah hak setiap orang, termasuk yang terlahir down syndrome. Bahkan mereka bisa melakukan hal yang melebihi bayangan, seperti yang dilakukan anak asal Oregon, AS. Ia memecahkan rekor setelah mencapai Everest.

Adalah Eli Reimer (15), anak laki-laki yang terlahir dengan down syndrome, namun memiliki kemampuan yang luar biasa. Setelah mendaki selama 10 hari, ia berhasil mencapai kamp tertinggi di Gunung Everest pada pertengahan Maret lalu.

"Satu fokus kami dari pendakian ini adalah salah satu pendaki kita merupakan orang dengan disabilitas dan telah melalui batas kecacatannya," kata ayahnya, Justin yang mengambil bagian dalam ekspedisi ini.

Dilansir dari News.com, Kamis (4/4/2013), Eli pun dinobatkan sebagai anak muda pertama dengan down syndrome yang mencapai kamp tertinggi di Everest. Kamp tersebut berada di Nepal, dengan ketinggian 5.364 meter.

"Dia semacam superstar di sekolah sekarang," kata ayahnya Eli.

Perjalanan di Everest ini juga dimaksudkan untuk penggalangan Yayasan Elisha, yang didirikan orang tua Eli. Yayasan ini bekerja untuk membantu orang-orang dengan kebutuhan khusus dan keluarganya.

"Saya menyukai base camp dan berada dengan teman-teman baru dalam tim trekking," kata Eli.

Sebelum Eli, ternyata juga pernah ada orang dengan down syndrome yang melakukan trip yang sama. Ia adalah seorang pria asal Inggris berusia 35 tahun.

Lalu apakah down syndrome? Down syndrome adalah kelainan genetik yang berhubungan dengan jumlah kromosom manusia. Untuk orang normal biasanya memiliki 22 pasangan kromosom ditambah sepasang kromosom kelamin.

Namun, orang dengan down syndrome memiliki kelebihan kromosom, tepatnya kromosom 21. Jadi, kalau orang normal hanya memiliki satu pasang atau dua buah kromosom nomor 21, anak dengan down syndrome memiliki 3 buah kromosom 21.

Meski begitu, anak dengan down syndrome tetap bisa bersosialisasi dengan orang normal. Bahkan tak sedikit yang mengalami kemajuan di bidang kedokteran, pendidikan, dan bisa hidup mandiri.

0 komentar:

Post a Comment