Tuesday, February 5, 2013

Jalan Soekarno & 5 Destinasi Populer Lain di Maroko


detikTravel Community - 

Siapa sangka negara Maroko sangat dekat dengan Indonesia. Buktinya di Ibukota Maroko, Rabat terdapat Jalan Soekarno dan beberapa jalan yang menggunakan nama kota di Indonesia. Berikut adalah 6 destinasi populer di Maroko.

Sesuai dengan letak geografisnya, Maroko berada di barat laut Afrika. Negeri ini seringkali disebut sebagai Negeri Maghribi yang dalam bahasa arabnya bermakna barat.

Sedangkan Rabat adalah ibukota Maroko yang terletak di pinggir pantai Samudera Atlantik dan dialiri Sungai Bouregreg yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sebelumnya, Ibukota Maroko berada di Fes, kota bagian utara. Saat meraih kemerdekaan tahun 1956, Raja Mohammad V mempertahankan Rabat menjadi Ibukota Maroko sampai sekarang.

Penamaan Kota Rabat diambil dari bahasa arab yaitu 'Ribatul Fath', berarti kemenangan yang semakin kuat. Hal ini disebabkan karena Rabat merupakan kota benteng yang sulit ditembus musuh. Hingga saat ini, sisa-sisa bentengnya masih bisa disaksikan. Tak heran jika kota ini menjadi salah satu tujuan utama dan menjadi objek wisata paling populer di Maroko.

Kota ini merupakan pusat pemerintahan yang memiliki beberapa objek wisata yang layak untuk dikunjungi lantaran menyimpan sejarah yang panjang. Tidak hanya itu, ternyata kota ini juga menyimpan sejarah yang menjadi kebanggaan warga Indonesia saat berkunjung ke sini. Mau tahu?

1. Kasbah des Oudayas


Kasbah adalah sebuah benteng yang mana pada zaman dahulu berfungsi untuk mengawasi ancaman serangan laut dari Spanyol. Selain itu, Kasbah juga berfungsi sebagai penyimpan barang bersejarah yang sangat bernilai. Benteng ini dibangun oleh Raja Moulay Ismail dari Dinasti Alaoui (1672-1694) dan didirikan di tempat strategis menghadap kelaut Atlantik.

Bukan hanya tembok Kasbah yang masih berdiri, pemukiman penduduk di balik tembok tebal ini pun masih lestari hingga kini. Saat kita masuk, suasana bagai kehidupan dari masa lampau terus berdenyut. Bentuk-bentuk bangunannya pun masih asli. Itu sebabnya, banyak sekali wisatawan datang mengagumi keaslian kehidupan di Kasbah.

Di sini, ditemui pula taman kuno yang masih terawat baik hingga sekarang. Para wisatawan bisa melepaskan lelah sambil memandang ke laut lepas di kafe Kasabah. Tidak jauh dari Kasbah, terdapat Pasar Kuno Oudayas yang menjual barang suvenir dan artisanat khas Maroko.

Sedikitnya 3 ribu jiwa menghuni pemukiman Kasbah. Di kiri dan kanan jalan yang sempit, bangunan tempo dulu masih tegak berdiri. Ada baiknya bertandang ke rumah penduduk lokal untuk meresapi lebih dalam tinggal di pemukiman dalam benteng. Dahulu, hanya orang-orang berpunya saja yang mampu tinggal di Kasbah.

2. Tour Hassan

Tidak jauh dari Kasbah des Oudayas, terdapat peninggalan bersejarah Tour Hassan. Ini adalah masjid yang dibangun oleh Raja Yaqoub Al Mansour pada abadb ke-12.

Namun, masjid tersebut mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada tahun 1755. Dari lokasi Tour Hassan di dataran tinggi, dapat terlihat pemandangan indah dan hamparan Sungai Bouregreg serta Samudera Atlantik. Di tempat yang sama, di makamkan juga Raja Mohammed V dan Raja Hassan II.

3. Bab Chellah

Bangunan bersejarah lainnya di Maroko adalah Benteng Chellah. Di sinilah dahulu, cikal bakal pemukiman penduduk pertama ada di Kota Rabat. Bangunan ini dibangun tiga abad sebelum masehi.

Tempat bersejarah dan wisata lainnya yang bisa dikunjungi di Rabat, antara lain, Bab Chellah bisa disebut Pintu atau Benteng Chellah. Sebuah kota tua yang didirikan oleh Romawi, kemudian diteruskan di bawah pemerintahan Arab.

Saat ini, Benteng Chellah hanya menjadi peninggalan sejarah yang banyak dikunjungi wisatawan dan di tempati oleh burung pelikan dengan jumlah yang luar biasa. Burung pelikan ini berkembang biak terutama di musim semi. Selain pohon yang merindangi Benteng Chellah, burung-burung tersebut juga menjadikan menara tua sebagai sarangnya.

Tidak jauh dari Benteng Chellah, cukup berjalan kaki sebentar Anda sudah bisa melihat pemandangan Sungai Bouregreg yang sayang untuk dilewatkan. Sekadar menikmati senja, bisa dilakukan dengan duduk di kafe sekitar sungai. Nama Bouregreg, berasal dari sebutan sungai yang berada di Maroko bagian barat, sumbernya berada di Pegunungan Atlas. Sungai ini merupakan bagian dari Samudra Atlantik yang memisahkan Rabat dan Sale. Jadi, masyarakat di sini terbiasa menggunakan sarana perahu untuk penyeberangan antar kota.

4. Corniche Rabat

Pilihan tempat wisata yang juga menarik dikunjungi di Rabat adalah Corniche Rabat. Seperti kebanyakan kota-kota di pinggiran pantai, Rabat juga menghiasi dirinya dengan Corniche atau kota pantai yang menghubungkan dengan Kota Sale.

Kerjasama yang dilakukan Maroko dengan beberapa negara teluk, di antaranya UNI Emirat Arab (UEA) untuk membangun Corniche Rabat, menjadikan sepanjang pantai Rabat begitu indah. Tak hanya itu, tempat ini dilengkapi dengan perangkat fasilitas kota modern.

5. Jalan Soekarno

Bagi warga Indonesia yang berkunjung ke Maroko, tentu tidak akan melewatkan untuk berpose di depan Rue Soekarno atau Zankat Soekarno, bisa juga disebut sebagai Jalan Soekarno. Tepat di depan Bank Al Maghreb, nama presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno tertulis sebagai nama jalan.

Maroko sangat berutang budi kepada Soekarno dan bangsa Indonesia untuk keluar dari penjajahan tahun 1945. Berikut Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 dan kunjungan presiden Soekarno pada 2 mei 1960. Juga terhitung sebagai kunjungan kepresidenan pertama untuk Maroko, setelah kemerdekaannya pada tahun 1956.

6. Jalan Indonesia dan Jalan Bandung

Tidak hanya sebatas Jalan Soekarno. Bukti kekerabatan antar bangsa begitu nyata di Kota Rabat. Di kota berpenduduk 1,7 juta jiwa ini, terdapat pula Jalan Indonesia. Meski hanya jalan kecil dan beberapa meter saja, di jalan ini terdapat tiga apartemen dan tiga rumah penduduk.

Masih belum cukup, nama Kota Bandung pun diabadikan menjadi nama jalan sepanjang 150 meter di pusat Kota Rabat. Uniknya lagi, ujung jalan ini berbatasan langsung dengan New York Rue.

Hanya di Rabat, jarak antara Bandung dengan New York terpisah dalam hitungan langkah kaki. Bagi pembaca yang tinggal di Jakarta pun tidak perlu kecil hati karena di Rabat juga terdapat Jakarta Rue. Sungguh membanggakan hubungan bagai saudara ini. Berbahagialah bagi warga Indonesia yang ingin berkunjung ke Maroko karena tidak membutuhkan visa selama tiga bulan.

0 komentar:

Post a Comment