Wednesday, December 5, 2012

5 Tips Agar Lebih Akrab dengan Warga Lokal


Jakarta - Saat traveling, Anda akan bertemu banyak orang termasuk warga lokal. Tak ada salahnya mengakrabkan diri dengan mereka, bercanda dan saling berbagi pengalaman. Ini 5 tips agar lebih akrab dengan warga lokal.

Berkomunikasi dengan warga lokal adalah penting dalam sebuah perjalanan. Traveler mana yang ingin datang, menikmati alam dan tempat wisata, lalu pulang begitu saja? Masih banyak hal yang bisa digali dari sebuah perjalanan, termasuk lewat cerita warga lokalnya.

Dari warga lokal pula, wisatawan bisa mengorek informasi soal daerah setempat. Di Indonesia khususnya, Anda bisa menanyakan arah atau transportasi menuju tempat wisata. Tak jarang pula, warga lokal mengajak wisatawan untuk menginap di rumah mereka. Homestay istilahnya, kenapa tidak?

Dihimpun detikTravel, Rabu (5/12/2012), inilah 5 tips agar lebih akrab dengan warga lokal:

1. Belajar panggilan dan sapaan setempat

Ingat, Indonesia punya ratusan bahasa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing daerah punya panggilan akrab, maka gunakanlah. 'Mas' dan 'mbak' saat Anda berada di Tanah Jawa, 'akang' dan 'teteh' saat berada di Tatar Sunda, 'uda' dan 'uni' saat berada di Ranah Minang, sampai 'mamak' untuk menyapa para wanita di Maluku dan Papua.

Selain panggilan, ada pula sapaan khas lokal. 'Foimoi' misalnya, biasa jadi sapaan khas warga Jayapura di Papua. 'Foimoi' bisa berarti selamat pagi, selamat siang, sampai jumpa lagi, selamat datang, semuanya! Dengan berkata 'foimoi' sambil tersenyum, warga Papua pasti menerima Anda dengan tangan terbuka.

2. Senyum dan sopan

Norma ini tampaknya berlaku di seluruh dunia, tak hanya di Indonesia. Berperilaku sopan terhadap warga lokal wajib hukumnya. Kalau bisa, jangan tunjukkan barang-barang mahal seperti gadget dan lainnya, karena akan menimbulkan 'gap' antara mereka dan Anda sebagai wisatawan.

Berbaurlah. Tunjukkan rasa sopan dan hormat kepada mereka yang tinggal di wilayah tersebut. Penting untuk tetap tersenyum, tunjukkan kalau Anda bermaksud baik. Jangan merasa sebal kalau anak-anak kecil, terutama yang tinggal di pedalaman, mengerubungi Anda. Mereka hanya antusias terhadap orang luar. Anak-anak, tetaplah anak-anak.

3. Buatlah suasana semakin akrab

Setelah menyapa dan mengobrol dengan warga lokal, cobalah buat suasana semakin akrab. Bicarakan soal tradisi dan keunikan setempat, serta kebanggaan-kebanggan warga lokal terhadap daerahnya. Tunjukanlah minat yang tinggi, hal ini akan membuat mereka senang. Anda juga bisa bercerita soal pengalaman di daerah lain, tapi jangan sampai memojokkan mereka ya.

Agar suasana tidak kaku dan formal, sesekali ajaklah mereka bercanda. Ceritakan humor yang kira-kira bisa dimengerti mereka. Tapi jangan sampai candaan itu menyinggung SARA ya, apalagi fisik atau hal-hal sensitif lainnya. Anda juga bisa jadi pendengar yang baik dengan menyimak cerita mereka, apa pun itu.

4. Berbagi

Cobalah berbagi dengan warga setempat. Kalau Anda punya permen, coba bagi ke anak-anak kecil. Kalau Anda pria dan kebetulan perokok, rokok jadi andalan untuk mengakrabkan diri dengan pria lokal. Nyatanya, rokok jadi 'perekat' yang ampuh antara traveler pria dan warga lokal.

5. Memberi kenang-kenangan

Kalau sudah merasa akrab, Anda bisa memberi suvenir berupa barang-barang dari kota. Traveler wanita bisa memberi aksesori seperti gelang dan kalung kepada wanita lokal yang 'klik' di hati. Biasanya, warga lokal terutama pedalaman sangat suka saat diberi benda-benda seperti ini.

Tapi ingat, jangan terkesan memaksa. Jangan sampai mereka mengira itu adalah sogokan, atau bahkan melecehkan mereka. Berilah kenang-kenangan hanya kepada warga lokal yang dianggap sudah akrab.

0 komentar:

Post a Comment