Tuesday, April 2, 2013

Gowes Sepeda Mendaki Gunung Papandayan, Berani?


Garut - Mendaki gunung dengan berjalan kaki rasanya sudah biasa. Tapi bagaimana rasanya mendaki gunung dengan menggowes sepeda? Beberapa traveler berikut ini melakukannya di Gunung Papandayan, Jawa Barat.

Libur panjang akhir bulan Maret lalu, saya gunakan untuk bermain sejenak ke Gunung Papandayan. Tapi siapa sangka, di sana saya justru bertemu dengan kelompok pesepeda GAS (Gowes Ampe Sengkleh).

Gunung Papandayan yang terletak di Garut, Jabar memang menjadi tujuan para pecinta alam untuk melakukan pendakian singkat. Hal ini karena treknya cukup bersahabat. Saya bersama dengan teman-teman yang menamakan diri The Ayek-ayek Team mengadakan kemping ceria di Gunung Papandayan untuk mengisi libur panjang akhir pekan.

Tidak mudah mencapai lokasi basecamp dari pertigaan Cisurupan. Hal ini karena jalanan sangat jelek, sehingga hanya mobil bak terbuka dan mobil Jip yang mampu melewatinya.

Selama di mobil menuju basecamp kami melihat satu dua pendaki yang menggunakan sepeda untuk mencapai basecamp. Sungguh berat perjuangan mereka!

Saya dan tim tiba di basecamp sekitar pukul 11.00 WIB, sedangkan mereka satu per satu tiba di basecamp sekitar pukul 12.00 WIB tengah hari. Setiap tiba anggota mereka, semua orang di basecamp memberi selamat dengan tepuk tangan ramai.

Atas rasa penasaran saya berkenalan dengan mereka. Mereka juga antusias memamerkan poster besar yang dibawanya, bertuliskan "GAS (Gowes Ampe Sengkleh), Bekasi-Gn. Papandayan, 29-31 Maret 2013".

GAS (Gowes Ampe Sengkleh) merupakan sekelompok orang-orang yang mencoba untuk menikmati traveling mereka dengan mengendarai sepeda. Mereka berempat, yaitu Ares, Narki, Dony, dan Ganip mewakili kelompok mereka yang terdiri atas 15 orang. Mereka mulai menggenjot sepeda dari Cisurupan, berhenti sejenak di basecamp, lalu lanjut bersepeda hingga Pondok Salada.

Untuk mencapai Pondok Salada, Anda dapat memilih melalui trek hutan mati yang terjal namun lebih singkat, atau trek lawang angin yang lebih landai namun lebih lama karena jalurnya memutar. Kelompok GAS melalui trek hutan mati. Hal ini karena mereka harus terus menerus menggowes sepeda hingga Pondok Salada dan mendirikan tenda.

Mereka mendirikan tenda persis di sebelah tenda kami. Setelah mengobrol ala antar tetangga dengan mereka, saya cukup terkejut bahwa mereka juga akan menggowes sepeda ke atas menuju ke Tegal Alun. Ditambah lagi, mereka pun akan menggowes sepeda mereka turun gunung hingga kembali ke Bekasi.

Saya paham akhirnya mengapa kelompok ini bernama Gowes Ampe Sengkleh. Mereka bahkan juga pernah menggowes sepeda hingga Palembang. Target tujuan selanjutnya, mereka akan bersepeda hingga Pangandaran, Jawa Barat.

Menurut saya, mungkin ini yang dinamakan menikmati perjalanan. Tapi saya sendiri rasanya belum sanggup untuk menggowes sepeda sejauh itu. Bagaimana dengan Anda, sanggup?

0 komentar:

Post a Comment