Friday, April 26, 2013

Ekspedisi Fortuga Genteng Seribu, Petualangan Para Jago Sains


Jakarta - Sebuah ekspedisi dari Ujung Genteng-Kepulauan Seribu akan digelar, Ekspedisi Fortuga namanya. Tak sekadar jalan-jalan, para peserta juga akan mempelajari sumber daya lengkap dengan informasi dari para ahli sains.

"Acara ini dibuat oleh Fortuga, Forum Alumni ITB (Institut Teknologi Bandung) Angkatan 73," kata Ketua Panitia Jusman SD, dalam jumpa pers Ekspedisi Fortuga Genteng Seribu di Sekretariat Fortuga, Jl Cisanggiri IV No 17, Jakarta, Jumat (26/4/2013).

Menurut Jusman, perjalanan ini dimanfaatkan untuk mempelajari lingkungan. Ekspedisi ini juga dilakukan dalam rangka merayakan ulang tahun Fortuga yang ke-40.

"Nanti akan diikuti ahli geologi dan lain-lain, akan memotret sumber daya alam juga. Di setiap pos akan ada penjelasan mengenai sumber daya alam di sana" lanjut pria yang pernah menjadi Menteri Perhubungan ini.

Rencananya, akan ada 10 pos dalam perjalanan ini. Di setiap pos peserta tak hanya bisa mengangumi keindahan alam, tapi juga mempelajarinya. Ekspedisi Fortuga akan diselenggarakan selama satu bulan, yaitu mulai 27 April-28 Mei 2013.

"Startnya malam ini pukul 23.00 WIB, pertama ke Ujung Genteng," ungkap Jusman.

Menurut Ketua Ekspedisi Fortuga, Iwan Bungsu, peserta tak hanya dari anggota Fortuga saja, tetapi juga LSM dan komunitas lain.

"Kami tidak sendiri tapi dibantu oleh Wanandri untuk foto udara, dan sungai dibantu oleh Komunitas Arung Jeram Arus Liar," kata Iwan.

Ekspedisi Fortuga akan menempuh jarak sejauh 250 km untuk lintasan pertama dan 300 km untuk lintasan kedua. Lintasan pertama akan ditempuh dengan sepeda gunung, motor trail dan mendaki gunung mulai dari Ujung Genteng-Cekungan Bandung.

Lintasan kedua tak kalah seru. Peserta akan menyusuri Sungai Citarum dengan menggunakan kayak dan perahu karet. Lintasan kedua akan berakhir di Kepulauan Seribu. Pos 1 berada di Ujung Genteng, di mana terdapat penambangan pasir besi di pantai selatan Jawa.

"Akan ada acara foto-foto, dan pembicaraan mengenai geologi dan endapan pasir besi titanium, dampak lingkungan juga," tutur Iwan.

Selanjutnya perjalanan akan menuju Desa Cipta Gelar. Ini adalah desa yang ditempati masyarakat Sunda yang dikenal sebagai Kasepuhan Banten Kidul. Di sana, peserta akan mempelajari sejarah kampung tersebut. Mereka juga akan mempelajari adat istiadat di sana.

"Kemudian ke Gunung Halimun lanjut ke Gunung Salak. Kita akan mempelajari potensi energi panas bumi, geologi panas bumi sama teknik pertambangan," jelas Iwan.

Begitu tiba di daerah Cidahu, peserta yang berasal dari Fortuga akan membuat program sumur resapan. Hal ini nantinya akan disosialisikan ke masyarakat setempat. Setelah itu, tim ekspedisi akan melanjutkan perjalanan ke Gua Pawon.

"Di Gunung Padang, kita akan cari tahu progress report study di sana, lalu dampak terhadap pemahaman sejarah. Di Gua Pawon, ditemukan manusia purba yang konon nenek moyang orang Sunda," imbuh Iwan.

Ekspedisi ini juga akan melakukan penyusuran Citarum, berkunjung ke Rengasdengklok, Batujaya, Muara Gembong, dan berakhir di Kepulauan Seribu. Semoga berhasil!

0 komentar:

Post a Comment