Wednesday, April 17, 2013

Candi Borobudur Diduga Miring, Pengelola Belum Tahu


Jakarta - Beberapa waktu lalu, pakar arkeologi mengatakan Candi Borobudur mengalami kemiringan akibat kunjungan turis yang membludak. Perihal tersebut, pihak pengelola candi mengaku belum mengetahuinya.

"Kalau soal miring saya belum pernah dengar, kalau pun memang iya, seharusnya ada input supaya bisa kami tindak lanjuti," kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (PT TWCBPRB), Purnomo Siswoprasetjo saat ditanya detikTravel usai jumpa pers Sayembara Konsep Desain Pengembangan Zona III-V Kawasan Prambanan, di Gedung Jakarta Design Centre (JDC), Lantai 7 Jl Gatot Subroto, kavling 53, Jakarta, Rabu (17/4/2013).

Selama ini, lanjut Purnomo, PT TWCBPRB selalu berkordinasi dengan Balai Konservasi Borobudur. Keduanya bersama-sama mengatur jumlah kunjungan, agar turis yang naik ke candi tidak membludak.

"Kami selama ini membuat sejumlah acara, ini supaya turis yang datang bisa menyebar dan tidak semua langsung naik ke candi," lanjut Purnomo.

Selain itu, pihak pengelola dr PT TWCBPRB juga mengusulkan turis yang datang menggunakan jasa pemandu wisata. Dengan menggunakan jasa pemandu, diharapkan wisatawan tak sekadar melihat kemegahan bangunan candi saja, tetapi juga mengetahui informasi lebih mengenasi candi.

"Termasuk informasi desa-desa sekitar Borobudur, supaya wisatawan yang datang tidak naik (ke candi-red) dalam waktu bersamaan," tutup Purnomo.

Sebelumnya, Guru Besar UI yang dijuluki Bapak Arkeologi Indonesia, Prof Mundardjito mengungkapkan, peninggalan sejarah itu perlu segera diselamatkan. Karena jumlah pengunjung yang tak dibatasi, Borobudur mengalami kemiringan.

"Tangganya melengkung," jelas Mundardjito saat berbincang dengan detikTravel, Selasa (2/4).

Karena itu, menurut dia, pihak terkait harus melakukan tindakan antisipasi. "Jumlah pengunjung mesti dibatasi yang naik ke atas, misal 20-30 orang, kemudian bergantian," ujarnya.

0 komentar:

Post a Comment