Wednesday, March 20, 2013

Turis Wanita Jadi Takut ke India Gara-gara Pemerkosaan


Delhi - Kasus pemerkosaan terhadap turis wanita semakin marak terjadi di India. Para traveler wanita, baik yang sendiri atau beramai-ramai pun diminta waspada.

Beberapa hari ke belakang, berita mengenai pelecehan seksual dan pemerkosaan, terutama pada turis wanita di India begitu ramai. Para traveler pun mulai waspada agar hal serupa tak menimpanya, termasuk turis asal Denmark, Judith Jensen.

Wanita ini memiliki daftar panjang tentang hal yang tidak boleh dilakukan selama di India. Ini sangat membantunya ketika liburan di Negeri Bollywood.

"Saya telah membaca dan mendengar sangat banyak tentang pemerkosaan di India. Inilah yang membuat saya merasa tidak aman," ujar Jensen (42), seperti yang ditulis The Sydney Morning Herald, Rabu (20/3/2013).

Salah satu hal yang masuk dalam daftar miliknya adalah tidak akan menyetop taksi di tengah jalan. Ia juga tidak akan tinggal di hotel yang tak jelas. Jensen juga tak akan keluar ketika malam tiba. Seluruh keputusan ini dibuat sebagai respon dari semakin banyaknya pelecehan seksual di India.

"Anda harus selalu berhati-hati. Setelah mendengar dari insiden yang baru terjadi, seseorang pasti merasa ketakutan," kata Jensen.

Saat ini, promosi pariwisata India sedang dilakukan besar-besaran. Dampaknya pun terlihat, banyak turis yang berbondong-bondong datang ke negara ini. Sayangnya, berita miring soal keamanan malah membuat turis, khususnya turis wanita, ketakutan.

Beberapa berita tersebut seperti yang dialami turis asal Inggris. Ia mengalami mengalami patah kaki setelah berusaha melompat keluar dari jendela hotel di utara Agra, pada hari Selasa (19/3) kemarin.

Menurut polisi, wanita ini melompat karena takut mengalami pelecehan seksual. Bukan tanpa sebab, rasa takut itu timbul setelah ada dua orang pria yang memaksa masuk ke dalam kamarnya.

Tak hanya itu, pemerkosaan juga dialami oleh turis wanita asal Swiss pada Jumat lalu. Lebih parah lagi, kelompok ini juga mengikat suami korban, serta merampok laptop, telepon seluler, dan uang senilai 10.000 Rupee (Rp 1,8 juta).

Di malam yang sama, sekelompok pria di dekat Kota Delhi, menculik seorang eksekutif pria India. Pria ini bekerja untuk Perusahaan Teknik Prancis, Alstom. Bulan lalu, seorang wanita China yang bekerja di Gurgaon, juga dilaporkan telah diperkosa.

Meski berbagai tindakan kriminal dan pelecehan seksual memang telah dilaporkan. Namun pemerintah India mengatakan tidak perlu ada peringatan khusus.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS, menulis dalam website resminya untuk meminta traveler wanita lebih memerhatikan berbagai tindakan pencegahan. Beberapa tindakan tersebut seperti menghindari pergi sendirian menggunakan taksi, terutama malam hari.

Tak hanya AS, Inggris juga mengeluarkan peringatan kepada turis wanitanya agar berhati-hati. Ini tak hanya untuk single traveler, tapi juga wanita yang berlibur secara berkelompok.

Di balik banyaknya tudingan tentang ancaman keselamatan di India, Direktur Eksekutif Asosiasi Operator Perjalanan India, mengatakan tidak adil menggambarkan India sebagai tempat yang berbahaya.

"Industri kami adalah korban pertama ketika kejahatan terhadap orang asing dilaporkan di India. Namun laporan tersebut tidak selalu mencerminkan kebenaran," katanya.

"Wisatawan harus bertanggung jawab. Mereka harus mengikuti beberapa hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan,"

Salah seorang pejabat pemerintah di Madhya Pradesh, mengatakan kalau wisatawan harus menginformasikan ke polisi setempat setiap kali mereka pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Tapi banyak yang menganggap itu bukanlah saran yang realistis. Apalagi sebagian besar wisatawan sering mengalami pemerasan.

0 komentar:

Post a Comment