Tuesday, March 12, 2013

Logo Wisata di Selandia Baru Dianggap Porno


Kapiti - Logo badan pariwisata di Kapiti, Selandia Baru mendapat kritik. Banyak pihak menggangap logo tersebut terlalu porno karena menggambarkan kaki yang ditekuk. Lainnya menilai, bentuknya seperti monster Loch Ness. Masa sih?

Kapiti adalah bagian wilayah pesisir di North Island, sekitar 50 kilometer ke arah utara dari Wellington, ibukota Selandia Baru. Kapiti terkenal dengan pantai dan perairannnya yang biru.

Sebuah logo baru dibuat untuk mengangkat citra wilayah pesisir Kapiti. Tapi rupanya, logo tersebut dianggap terlalu vulgar dan mendapat banyak kritikan, seperti yang dilansir The Sydney Morning Herald, Rabu (13/3/2013).

Logo senilai kontrak NZ$ 30.000 atau sekitar Rp 239 juta, menjadi perdebatan pada pertemuan anggota dewan setempat minggu lalu. Logo itu melambangkan huruf K yang berwarna hijau pada bagian atas dan biru pada bagian bawahnya. Kedua warna tersebut mengartikan pegunungan yang hijau dan lautan biru. Di bawahnya, terdapat tulisan Kapiti.

"Logo ini benar-benar baik. Logonya melambangkan bukit dan pantai, serta menggambarkan masa depan depan yang lebih dari sebuah kota," ungkap dewan penasihat, Tony Lester yang setuju pada logo tersebut.

Tapi, beberapa anggota dewan justru tidak setuju dan menunda keputusan mengenai logo baru tersebut. Hilary Wooding tidak setuju dengan huruf K yang tampak dipotong sebelah. Ross Cruch pun sependapat, logo tersebut dianggap tidak konsisten dan dianggap akan memicu kontroversi.

"Saya menunjukan logonya pada orang Skotlandia, mereka bilang bentuknya seperti monster Loch Ness," ujar Cruch.

Selain itu, menurut anggota kelompok adat Otaki Community Board, Jackie Elliot, berpendapat kalau logo tersebut terlalu cabul! "Saya telah menerima pendapat masyarakat, simbol K seperti kaki yang sedang ditekuk terlihat porno," ujarnya.

Tony Lester pun menolak debatan dari anggota dewan lainnya. Pernyataan mengenai logo yang bergambar porno tersebut, Lester mempunyai pendapat lain. "Pornografi adalah tergantung pada mata yang melihatnya," ungkap dewan penasihat tersebut.


0 komentar:

Post a Comment