Thursday, February 28, 2013

Potong Jari, Saat Wanita Suku Dani Berbelasungkawa


Wamena - Suku Dani di Papua punya cara tersendiri saat berbelasungkawa. Ketika ada satu anggota keluarga yang meninggal, sang mama (sebutan untuk ibu-ibu Papua) akan memotong jarinya. Inilah kisahnya..

Beragam suku menetap di daratan Papua, mulai dari pesisir pantai hingga di lereng gunung. Suku Dani merupakan salah satu suku terbesar di Papua yang sering dikunjungi wisatawan asing. Mereka menetap di pegunungan dan terkenal masih memegang adat leluhur.

detikTravel berkesempatan bertemu dan berkenalan dengan Suku Dani dari dekat di Kampung Obia, Distrik Kurulu, Wamena, beberapa waktu lalu. Kampung yang kecil dan letaknya berada di pedalaman hutan. Jika ingin ke sana, Anda harus menyiapkan stamina dan berjalan kaki sekitar 15 menit.

Suasana di Kampung Obia sangat menyenangkan. Penduduk aslinya, yang pria hanya mengenakan koteka dan wanita hanya menggunakan anyaman kulit pohon sebagai rok, sangat ramah kepada wisatawan. Meski masih ada yang tidak bisa berbahasa Indonesia, tapi tidak menjadi penghalang untuk berkomunikasi. Minimal, mereka akan melemparkan senyum dan membalas ucapan selamat pagi dari Anda!

Suatu malam, Yosina Logo, sang mama istri pertama dari kepala suku setempat mengajak rombongan wisatawan untuk datang ke unila. Unila adalah sebuah gubuk yang menjadi dapur para mama untuk memasak ubi atau membuat noken.

Unila ini bentuknya panjang dan cukup luas. Perapian di dalamnya mampu menghangatkan badan. Alasnya adalah jerami-jerami yang ditumpuk begitu saja. Yosina sudah menanti rombongan dengan duduk di bagian tengah unila.

"Mama ini sudah tua, tidak bisa bicara bahasa Indonesia. Bahkan dia tidak mengetahui umurnya sendiri," kata pemandu setempat Sakeus Dabi yang menerjemahkan perkataan Yosina.

Perbincangan hangat pun mengalir dengan santai. Yosina dengan sabar menjawab pertanyaan yang dilontarkan, sambil sesekali tersenyum. Saat itu, ada satu hal yang mencuri perhatian. Jari Yosina terlihat buntung.

"Ruas jari saya dipotong saat orang tua dan kerabat dekat saya meninggal," ungkap Sakeus Dabi mengutip pernyataan Yosina.

Para rombongan pun tercengang dan kaget. Rupanya, potong jari ini adalah suatu tradisi dari leluhur yang dilakukan para wanita suku Dani. Tradisi ini bernama Iki Palek dan disimbolkan sebagai lambang belasungkawa atas keluarga atau kerabat yang meninggal.

Ruas jari dipotong dengan menggunakan kampak batu yang khusus untuk memotong jari. Yang memotongnya, adalah kepala suku setempat. Setelah dipotong, ruas jari akan dibaluri obat-obatan tradisional untuk menyembuhkan luka.

Terlihat, jari Yosina hanya tinggal tiga. Dua jari yaitu telunjuk dan ibu jari di kanan, serta hanya ibu jari di tangan kiri. Meski demikian, Yosina tetap hidup layaknya mama-mama yang lain. Dia tetap pergi berladang dan mengurus babi setiap harinya.

"Tradisi ini melambangkan sakit hati karena ada anggota keluarga yang meninggal," kata Sakeus menjelaskan.

Mungkin, tradisi ini akan membuat bulu kuduk Anda merinding. Tapi, tidak bagi wanita-wanita Suku Dani. Ini adalah belasungkawa dan penghormatan terdalam bagi mereka saat ditinggalkan anggota keluarga.

Papua masih memiliki banyak tradisi dan budaya yang belum diketahui banyak orang. Saat traveling ke Bumi Cendrawasih, baiknya Anda berinteraksi lebih dekat dengan mereka. Jangan memandang sebelah mata, karena tradisi mereka punya arti yang luhur dan istimewa.

0 komentar:

Post a Comment