Wednesday, January 9, 2013

Yogyakarta yang Sesungguhnya di Desa Wisata Jelok


detikTravel Community - 

Tak ada polusi, apa lagi kebisingan kota besar. Di Desa Wisata Jelok, Gunungkidul, DI Yogyakarta Anda akan merasakan seperti apa Yogyakarta yang sebenarnya. Datanglah ke sana, akhir pekan ini!

Desa Wisata Jelok, Beji Pathuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta bukanlah desa yang biasa-biasa saja. Walaupun tidak jauh dari pusat Kota Yogyakarta, desa ini seakan tidak mau ikut-ikutan untuk mengikuti arus modernisasi. Alam yang membentang mengelilinginya sungguh elok, terbentang di bantaran beningnya Sungai Oyo yang airnya tak pernah kering sekalipun kemarau panjang.

Menginjakkan kaki di Desa Jelok serasa terbang di belahan dunia yang  berbeda. Jauh dari polusi dan kebisingan kota. Di antara semilir angin pedesaan, gemericik air sungai, kicauan burung yang bersahutan, dan  menikmati pemandangan bunga di pohon tebu yang bermekaran menjadi sensasi tiada dua.

Beranjak sore, ketika matahari mulai condong ke barat dan bersiap pulang ke peraduannya, kita bisa berjalan-jalan di punggung bukit. Menyusuri jalan setapak untuk menyaksikan sang surya tenggelam di balik dunia.

Beranjak malam, pemandangan berganti menjadi sesuatu yang sangat spektakuler. Pondok-pondok yang pada siang hari digunakan sebagai cottage-cottage cantik berubah menjadi pemandangan indah dengan nyala obor dan kerlip lilin. Di sekelilingnya, cahaya itu terpantul di beningnya air kolam.

Sebentar menikmati malam, kemudian nyanyian alam terdengar merdu bersahutan. Jangkrik bernyanyi bak suara biola dan kecapi yang terdengar di telinga. Tak perlu pendingin ruangan di sini, sebab udara malam khas dataran tinggi begitu nyaman di kulit. Tak terasa malam akan segera berlalu.

Esok pagi, sambil menikmati hangatnya bara api, kita akan disuguhi harum dan lezatnya kue khas Gunungkidul. Roti sumbu alias singkong, jagung, dan pisang bakar. Menyantap semuanya sebagai menu sarapan dengan disuguhi eloknya pemandangan mentari yang malu-malu mengintip dunia dari balik Gunung Api Purba Nglanggeran di kejauhan. Sungguh mata tiada henti akan dimanjakan.

Selesai bersantap sebelum embun menghilang dari rerumputan, kita akan dibawa berkeliling desa dengan sepeda. Melewati pematang sawah, menyeberang sungai, serta mendaki bukit kecil. Itulah jalur indah yang
akan dilewati.

Kesenangan tidak sampai di sini saja. Selepas bersepeda sambil menata napas, kita akan disuguhi minuman khas pedesaan, dawet beras gula Jawa.

Sekiranya napas sudah tertata, kita akan dibawa untuk menyusuri sungai dan menikmati alam di sepanjang sungai dengan perahu-perahu kano kecil. Di tengah perjalanan, kita pun bisa mencicipi dinginnya air  Sungai Oyo dengan terjun dan berenang atau bermain polo air di sungai. Lelah berperahu, kita akan dibawa kembali ke saung-saung dan akan menikmati kesegaran kelapa muda yang baru saja dipetik dari pohon. Ah, segarnya...

Sejenak menikmati kesegaran air kelapa, kita akan disuguhi makan siang dengan menu tradisional khas Gunungkidul, jangan lombok ijo atau sayur sambal hijau serta sambal bawang goreng ikan kali. Menu itu belum
lengkap, masih ada lalapan dan pecel berbahan organik. Tidak lupa minuman penutup yang juga menjadi minuman khas Desa Wisata Jelok, wedang secang namanya.

Suasana syahdu itu masih akan dilengkapi dengan sebuah alunan musik tradisional cokekan. Benar-benar makas siang yang sempurna. Bagi anak-anak, ada pula kegiatan yang menyenangkan di sini. Mereka bisa melukis berbahan dasar caping dan celengan yang akan memberikan kenangan indah yang tak terlupakan.

Pengalaman yang lain saat di Yogya tentu bisa Anda rasakan. Jadi, untuk apa traveling ke kota kalau di desa sudah bisa sesenang ini?

0 komentar:

Post a Comment