Thursday, January 3, 2013

Nekat! Turis Jepang Ini Liburan ke Medan Perang


Aleppo - Bungee jumping, terjun payung dan aneka wisata adrenalin hanyalah remeh temeh untuk turis Jepang yang satu ini. Toshifumi Fujimoto (45) berwisata dengan cara sangat ekstrem, pergi ke medan perang!

Pria brewokan yang aslinya berprofesi sebagai sopir truk ini mengaku bosan menyetir truk tanki BBM dari Osaka ke Tokyo atau Nagasaki. Dia pun berlibur dengan cara mencari adrenalin, namun caranya sungguh berisiko. Dia liburan ke berbagai medan perang di Timur Tengah.

Kepada News Australia, Kamis (3/1/2012), Fujimoto mengaku pernah ada di Yaman waktu demo besar-besaran di Kedubes AS. Bahkan, dia ada di Mesir saat terjadi kerusuhan menggulingkan Presiden Hosni Mubarak. Rencananya, dia akan berlibur ke tempat Taliban di Afghanistan.

Dimana Fujimoto berada sekarang? Dia kini sudah dua minggu sedang di Aleppo, Suriah. Inilah lokasi konflik paling panas yang sudah menewaskan 60.000 jiwa menurut PBB. Fujimoto masuk diam-diam dari Turki bermodal visa turis.

Berbaju ala tentara Jepang zaman perang, kamera foto dan kamera video, jadilah dia wara-wiri di tengah pertempuran. Gilanya, dia sengaja mencari lokasi baku tembak setiap harinya.

"Saya pergi sendirian, mana ada pemandu wisata mau ke medan perang. Ini menyenangkan dan sangat memacu adrenalin," kata dia.

Malah, Fujimoto mengatakan lebih bahaya menjadi wartawan di Suriah daripada menjadi turis. Dia mengaku bisa berada 200 meter dari lokasi baku tembak pemberontak Free Syria Army dan tentara pemerintah. Tentara pemberontak sering mengajak dia foto bareng. Edan!

"Saya tidak takut sniper, karena saya turis, bukan wartawan. Saya tidak takut mati, saya ini campuran samurai dan kamikaze," kata Fujimoto yang mengaku tidak pernah pakai helm dan rompi anti peluru ini.

Dia mengatakan, bosnya hanya tahu dia liburan ke Turki, bukan medan perang di Suriah. Fujimoto mengaku dia liburan nekat seperti ini karena hidupnya memang kesepian, bercerai, tanpa teman atau pacar. Ketiga anak perempuannya sudah 5 tahun tidak dilihatnya. Dia mengasuransikan jiwanya untuk nanti uang itu bisa dipakai anak-anaknya.

Selama di Aleppo, dia sudah mendatangi semua medan perang di distrik Amariya, Salaheddin, Saif al-Dawla, dan Izaa. Momen paling mengharukan adalah dia memfoto anak perempuan 7 tahun yang tewas ditembak sniper.

"Suriah bukan tempat untuk anak-anak, bom bisa membunuh mereka setiap saat," kata dia.

0 komentar:

Post a Comment