Wednesday, January 2, 2013

Memecahkan Misteri Beringin Kembar di Alun-alun Yogya

PGltZyBzcmM9Imh0dHA6Ly9pbWFnZXMuZGV0aWsuY29tL2NvbnRlbnQvMjAxMy8wMS8wMi8xMzgzLzE3NDc1MV9hbHVuMmtpZHVsMS5qcGciIC8+PGJyIC8+ Yogya - Alun-alun Kidul Yogyakarta bukan destinasi biasa. Di sana terdapat pohon beringin kembar yang menjadi misteri. Konon, jika Anda bisa berjalan lurus dengan mata tertutup sambil melewati pohon itu, maka rezeki akan lancar. Mau coba?

Tidak hanya wisatawan lokal, mitos ini juga sudah sampai ke telinga turis mancanegara. Maka kegiatan ini seperti suatu kewajiban saat mengunjungi Alun-alun Kidul Yogyakarta. Senin (31/12/2012) lalu, saya mencoba sendiri peruntungan berjalan dengan mata tertutup di sini.

Siang itu, awan cukup gelap dan angin pun berhembus kencang, pertanda hujan akan turun. Di tengah Alun-alun kidul terdapat puluhan wisatawan yang juga sedang mencoba mitos ini. Mereka berjalan dengan mata tertutup berusaha melewati jalan di antara dua beringin.

Saat yang lain mulai berjalan dengan mata tertutup kain hitam, saya masih menyaksikannya dari dekat. Mencoba menganilisa mengapa mereka tidak bisa menuju garis finish: jalan di anatara dua beringin. Sebagian dari mereka ada yang melipir ke arah kanan, menerobos rerumputan yang jauh dari tujuan.

Saya mencoba menahan tawa melihatnya. Bayangkan saja, jarak sekitar 20 meter hanya perlu Anda lewati dengan mata tertutup sambil berjalan lurus. Ya, berjalan lurus, tak perlu belok ke kanan atau ke kiri. Tapi, kenapa sangat sulit?

Penasaran yang ada coba saya lepaskan dengan mencobanya langsung. Berbekal kain hitam yang kebetulan saya bawa sendiri, niat mencoba peruntungan di Alun-alun Kidul pun terwujud.

"Huh!" tarikkan napas panjang saya keluarkan demi menghilangkan grogi. Saat itu pula doa keluar dari mulut saya, "Semoga saya beruntung."

Langkah pertama saya hentakkan ke tanah yang gembur. Disusul langkah kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Tak ada yang bisa saya lihat di sela-sela kain hitam. Saya hanya pasrah dan percaya kaki ini melangkah ke tempat yang tepat. Konsentrasi masih tertuju ke garis finish.

Satu menit berlalu, di tengah konsentrasi yang coba saya bangun, terdengar suara sambil menertawakan saya, "Mau ke mana, Mas?"

Memang, saya tidak tahu itu suara siapa dan untuk siapa suara itu ditujukan. Yang jelas, konsentrasi saya sudah hilang, percaya diri pun luntur terbawanya. Dengan penuh rasa penasaran, akhirnya kain hitam yang mengalangi pandangan pun saya buka, sambil berharap saya berada di tempat yang seharusnya: di anatara dua beringin.

Tapi, keberuntungan ternyata belum memihak. Saya malah berjalan jauh dari target. Berbelok ke kiri, menikung 90 derajat.

Ada banyak versi sejarah mengenai pohon beringin kembar tersebut. Pada zaman dulu, Sultan Hamengkubuwono I mempunyai putri yang cantik jelita. Banyak lelaki yang ingin melamarnya untuk dijadikan istri. Sultan pun memberi tantangan bagi siapa saja yang ingin melamar putrinya, harus melewati beringin kembar dengan mata tertutup.

Konon, banyak yang gagal dan tidak berhasil dalam melewati beringin kembar. Hingga akhirnya, anak Prabu Siliwangi dapat melewati beringin tersebut dan menjadi suami dari putri sultan. Menurut sultan, hanya orang yang berhati baik dan tulus yang dapat melewati beringin kembar dengan mata tertutup.

Selain itu, ada versi lain yang mengatakan, beringin kembar pernah dijadikan sebagai pertahanan gaib untuk mengecoh pasukan Belanda yang ingin menyerang keraton agar mereka kehilangan arah.

Penasaran? Anda juga bisa mencobanya. Kegiatan ini bisa dilakukan siang atau malam hari. Jangan khawatir jika Anda tidak membawa kain penutup mata, sebab di Alun-alun Kidul sudah disediakan. Anda hanya perlu menyewanya dengan harga Rp 3.000 saja. Selamat mencoba dan semoga berhasil.

0 komentar:

Post a Comment