
Temanggung - Belanja oleh-oleh jadi ritual khusus saat liburan, termasuk saat berlibur ke Temanggung, Jawa Tengah. Untuk buah tangan, traveler bisa belanja gerabah dengan harga sangat murah di Pasar Kliwon Temanggung.
Liburan ke Temanggung, banyak wisatawan menyangka tidak ada oleh-oleh khas, kecuali getuk, bakpia, dan buah klengkeng. Padahal, di daerah ini traveler bisa berbelanja gerabah atau kerajinan tanah liat dengan harga yang sangat murah.
Pada Selasa (1/1/2013) lalu, detikTravel bersama seorang teman yang juga asli Temanggung, bernama Sri, berkunjung ke Pasar Kliwon. Pasar ini berada di pusat Kabupaten Temanggung. Bagian depannya terlihat seperti pasar tradisional pada umumnya, penuh dengan penjual sayuran, bumbu dapur, dan lain-lain.
Jangan langsung ambil kesimpulan dulu. Ternyata ada yang istimewa di dalam pasar ini. Cobalah Anda naik ke lantai dua pasar! Lorong-lorong di lantai dua pasar ini lebih gelap dan sepi. BUkan sayuran, pakaian, ikan, bumbu dapur yang Anda lihat, di sini hanya ada gerabah-gerabah-gerabah cantik dan benda-benda yang terbuat dari bambu.
Benar, ini adalah sentra penjualan gerabah dan anyaman bambu. Saya pun tertarik dan jatuh hati dengan gerabah-gerabah di tempat itu. Kendi, vas, panci, piring, gelas, mangkok, dan masih banyak benda lainnya yang terbuat dari tanah liat.
"Pinarak mbak," seorang nenek menyapa saat saya melewati tokoknya. Nenek tersebut bertanya asal saya dari mana.
Saya pun berhenti dan melihat-lihat gerabah di toko sang nenek. Di pasar itu antara toko gerabah satu dan lainnya hanya dibatasi sekat dari bambu. Mata saya langsung tertuju pada satu set teko poci.
Sri langsung menannyakan harga teko poci tersebut dengan bahasa Jawa. Sengaja Sri yang bertanya, dengan maksud berjaga-jaga dari pedagang nakal. Tak jarang pedagang 'mengetok' harga barang dagangannya, bila tahu pembelinya berasal dari luar kota karena saya tidak mahir berbahasa Jawa.
Si nenek pun menjawabnya sambil mengambil teko tersebut, "Iki tigang dasa ewu, gelas atau teko gangsal ewu," Artinya satu set poci yang berisi, satu teko, tiga gelas kecil, dan satu tatakan besar ini dihargai Rp 30.000. Anda juga bisa membeli gelas atau tekonya saja seharga Rp 5.000.
Harga tersebut memang sudah murah, kalau di tempat wisata lainnya satu set poci bisa diharga Rp 100 ribu-Rp 250 ribu. Tapi Sri tetap melakukan penawaran. Awalnya si nenek tidak menggubris dan tetap pada pendiriannya. Meski begitu kami berhasil mendapatkan teko tersebut dengan harga Rp 25.000.
Ya, gerabah-gerabah cantik di pasar ini memang sangat murah. Untuk vas dari ukuran kecil sampai besar hanya berkisar Rp 5.000-Rp 100.000, panci tanah liat sekitar Rp 7.500-Rp 50.000, dan harga ini juga berlaku untuk gelas, mangkok, piring, kendi, dan lain-lain.
Walaupun sudah murah, harga barang-barang ini masih bisa ditawar lagi. Tidak hanya gerabahnya, kerajinan dari anyaman bambu seperti tudung saji, bakul, kotak makanan, kipas bambu, dan sebagainya juga dibandrol murah. Rata-rata harga barang-barang tersebut sekitar Rp 5.000-Rp 100 ribu.
Kalau Anda pecinta gerabah wajib datang ke pasar ini. Apalagi kalau membawa kendaraan pribadi, bisa-bisa semua barang di pasar ini Anda borong untuk cinderamata.
0 komentar:
Post a Comment