Tuesday, December 18, 2012

Puncak Tertinggi di Bali Jadi Tempat Bersemayam Para Dewa


detikTravel Community - 

Gunung Agung merupakan gunung tertinggi yang ada di Bali dengan ketinggian sekitar 3.142 mdpl. Penduduk sekitar amat mensucikan gunung ini, mereka percaya bahwa dewa-dewa bersemayam di Puncak Agung.

Gunung Agung, gunung paling tinggi di Bali. Hal ini menarik minat saya dan kawan-kawan saya yang tergabung dalam suatu perhimpunan mahasiswa penggiat alam terbuka. Selain karena berada di Bali, gunung ini pun ternyata memiliki sebuah rute jalur baru yang belum terlalu dikenal. Jalur tersebut adalah Jalur Jungul yang berada di Dusun Jungul dekat dengan Pura Besakih.

Kami memulai perjalanan pada tanggal 29 Juni 2012, dengan menggunakan bis dari Bandung kami menuju Bali. Sampai di Bali pada tanggal 30 Juni 2012, sekitar pukul 23.30 WITA. Bis kami berhenti di Terminal Mengwi dan kami lanjut perjalanan menuju Pura Besakih menggunakan angkot sewaan.

Kami tiba di kompleks Pura Besakih sekitar pukul 1.20 WITA. Tanpa pikir panjang, kami langsung beristirahat di pendopo yang ada di Pura Besakih setelah sebelumnya meminta izin terlebih dahulu.

Pagi hari tanggal 1 Juli 2012, kami bersiap memulai pendakian dan mengobrol dengan koordinator guide dan guide yang akan mendampingi kami selama perjalanan. Untuk  mendaki Gunung Agung memang diharuskan untuk menggunakan jasa guide agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Dari kompleks Pura Besakih kami menggunakan mobil pick up milik guide menuju titik awal pendakian di Dusun Jungul. Titik awal pendakian berupa sebuah bendungan air dan terdapat papan penunjuk ketinggian. Menurut papan tersebut, titik awal pendakian berada di ketinggian sekitar 1300 mdpl.

Pukul 7.40 WITA kami memulai pendakian. Medan yang kami lalui berupa batuan kerikil-kerikil berpasir dengan semak-semak di kanan kirinya. Pada awal pendakian tak jarang kami berpapasan dengan warga yang mencari rumput. Kami pun melanjutkan perjalanan, jalur yang dilewati mulai menanjak dan vegetasi sekitar sudah berupa pohon-pohon besar seperti cemara.

Kabut pun mulai keluar dan membuat pengelihatan terbatas. Medan yang dilalui berupa tanah dengan tangga-tangga akar. Pada beberapa titik kita akan kembali menemukan papan penunjuk ketinggian yang dipasang oleh guide. Setelah terus menanjak yang cukup menguras stamina karena jalurnya nyaris tidak ada yang landai, terus menanjak, kami sampai di tempat kemping pada pukul 18.00 WITA. Tempat kemping ini cukup luas bisa memuat sampai 2 tenda untuk 4 orang. Kami pun langsung bergegas membuat kemping dan api unggun.

Keesokan harinya, kami bersiap-siap untuk melancarkan summit attack. Kami sudah bersiap pada pukul 2.30 WITA dan langsung mulai pendakian menuju puncak tertinggi di Bali. Medan yang dilalui awalnya masih berupa jalan tanah yang dikelilingi semak-saemak dan pepohonan.

Semakin mendekati batas vegetasi, medan yang dilalui berubah menjadi batuan-batuan besar. Sebelum sampai di puncak sejati, kami harus melewati puncakan 1 dan puncakan 2 terlebih dahulu. Konon, menurut cerita dari guide, puncak 1 merupakan tempat Dewa Siwa, puncak 2 Dewa Wisnu, dan puncak 3 merupakan tempat dari Dewa Brahma.

Cuaca yang dingin dan angin yang kencang tidak menyurutkan niat kami untuk menuju ke puncak sejati Gunung Agung. Saya menyarankan bagi Anda yang mau menuju puncak sebaiknya membekali diri dengan jaket. Sebelum menuju puncak, kami melalui jalan pasir berbatu yang cukup sempit dengan jurang di kanan kirinya, sehingga menuntut kehati-hatian. Selain itu, semakin mendekati puncak, kita akan melihat adanya edelweiss yang tumbuh di samping jalur. Akhirnya, pada pukul 04.00 WITA kami berhasil sampai di Puncak Gunung Agung.

Pemandangan yang disajikan di Puncak Gunung Agung ini amat luar biasa. Dikelilingi oleh awan, serasa berada di negeri di atas awan. Di kejauhan kita bisa melihat caldera dari Gunung Batur yang sangat indah, dan juga kita bisa melihat puncak dari Gunung Rinjani menyembul di antara awan.

Karena kami berada di puncak saat sunrise, kami pun disuguhkan pemandangan indah matahari yang baru terbit mulai menampakan diri. Benar-benar sebuah pemandangan yang luar biasa.

Selesai menikmati puncak, kami pun bergegas turun kembali ke tempat kemping. Sampai di sana pukul 7.30 WITA, kami langsung sarapan dan membereskan tempat kemping. kami kembali turun menggunakan Jalur Jungul sekitar pukul 9.00 WITA. Setelah menempuh perjalanan sekitar 4,5 jam, kami sampai kembali di bendungan pukul 13.30 WITA. Setelah itu kami pun bersiap untuk pulang dengan membawa kenangan yang tak akan terlupakan di puncak suci Gunung Agung.

0 komentar:

Post a Comment