Friday, December 14, 2012

Lukisan Unik di Atas Serat Kayu Khas Danau Sentani


detikTravel Community - 

Traveling ke Danau Sentani akan terasa kurang lengkap tanpa membawa buah tangan unik khas Pulau Asei Besar, yaitu lukisan kulit kayu. Selain bentuknya yang unik, lukisannya pun mempunyai makna yang dalam. Mau tahu?

Persinggahan saya berikutnya bersama tim Dream Destination Papua adalah Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua. Setelah beberapa lama hanya memandanginya dari udara, akhirnya kami berkesempatan untuk mengelilingi danau luas dengan beragam pulau dan pemandangan biru layaknya lautan ini.

Pulau Asei Besar yang terletak di Distrik Sentani Timur adalah salah satu persinggahan kami. Pulau kecil dengan gereja tua yang berada di puncak bukit menjadi salah satu landmark utama di Danau Sentani. Sebuah gapura dengan salib besar berwarna biru menyambut kami setibanya kami di pulau ini.

Penduduk Pulau Asei berasal dari suku Sentani. Pulau Asei tampil cantik dengan rumah-rumah mungil dan penduduknya yang ramah.

Beberapa menit dari bibir anjungan, saya langsung disambut oleh jejeran lukisan-lukisan cantik dengan kombinasi warna putih, merah dan hitam. Sekilas tidak ada yang istimewa dari lukisan ini. Hingga kemudian kita meraba kontur lukisan dan medianya yang rupanya terbuat dari kulit kayu!

Hidup di pulau yang berhias rimbunnya pohon–pohon kumbow yang berukuran besar, masyarakat Pulau Asei akhirnya beradaptasi dan mengganti penggunaan kanvas biasa dengan kulit pohon. Kemampuan mereka mengolah kulit pohon tidak terlepas dari tradisi nenek moyang mereka yang juga mengolah pakaian dari kulit pohon. Proses pengolahan kulit pohon hingga dapat dijadikan media melukis pun tidaklah mudah.

Pohon kumbow pilihan akan ditebang dan dikuliti terlebih dahulu, kulit ini akan dibersihkan serta dipipihkan dalam sebuah media yang datar dengan cara di pukul. Untuk membuat serat kayu tersebar merata, lembaran kulit kayu akan direntangkan dan difiksasi dengan paku selama sehari, sebelum kulit kayu mulai dilukis.

Motif dan metode melukis pun masih sangat tradisional, beberapa motif merunut pada tradisi nenek moyang serta disesuaikan dengan strata kerajaan. Ada juga motif pengembangan seperti, motif manusia yang melambangkan Suku Sentani, cicak dan buaya yang konon banyak terdapat di Danau Sentani serta ikan yang menyerupai hiu gergaji (Pritis Microdon) yang konon menjadi hewan endemis danau ini.

Dalam mewarnai, masyarakat Suku Sentani menggunakan media yang didapatkan dari alam. Mereka menggunakan arang untuk memberi warna hitam, tanah liat untuk memberi warna merah dan kapur untuk memberi warna putih serta kunyit untuk memberi warna kuning pada lukisan kulit kayu ini.

Dengan harga yang kompetitif, (mulai dari 5.000 hingga 300.000) serta ukuran yang beragam (dari sebesar PGEgaHJlZj0iaHR0cDovL2FkaXByYW1hbmEuY29tLzIwMDkvMTEva2FydHUtdWNhcGFuLXNlbGFtYXQtaWR1bC1hZGhhLmh0bWwNIiB0YXJnZXQ9Il9ibGFuayIgcmVsPSJub2ZvbGxvdyI+a2FydHU8L2E+ pos hingga lukisan sepanjang dua meter) lukisan kulit kayu dari Pulau Asei Besar menjadi buah tangan istimewa dari Danau Sentani. Cantik dan berkesan!

0 komentar:

Post a Comment