Wednesday, February 6, 2013

Brrr! Liburan Dingin Menggigil di New York


New York - Banyak sebutan yang dilekatkan kepada New York. Mulai dari 'Big Apple' hingga 'kota yang tak pernah tidur'. Tentu banyak hal menarik yang bisa kita temukan di kota ini. Namun, hawa dingin menusuk tulang.

Salah satunya adalah terkait cuaca! Ya, bagi kita yang tinggal di negara tropis, tinggal di New York -terutama di saat musim dingin- akan jadi suatu tantangan tersendiri. Hal ini dirasakan langsung oleh detikTravel yang berkunjung ke kota Big Apple di akhir Januari sampai awal Februari kemarin.

Awalnya memang, udara dingin yang mengerubungi pusat Kota New York dianggap bak hawa dari surga. Begitu sejuk dan menyenangkan. Namun lama-kelamaan, ini malah menjadi bumerang.

Saat hari kedua dan seterusnya, cuaca dingin yang hinggap kian menusuk ke seluruh tubuh. Apalagi saat cuaca dingin, biasanya kulit menjadi kering. Tak heran jika lecet-lecet bisa mendera kulit, sehingga diperlukan pelembab untuk mengatasinya.

Cuaca di New York untuk bulan Januari-Februari berada di kisaran 4 sampai -5 derajat celcius. Tak sampai turun salju lebat memang, namun udara dingin ini diperparah dengan angin kencang yang menghantam. Nah, faktor angin inilah yang membuat kondisi semakin berat.

Pun demikian, warga pusat Kota New York yang sudah terbiasa dengan kondisi ini sepertinya tak terlalu mempersoalkannya. Sebagian besar dari mereka tetap saja berjalan kaki jika ingin pergi ke suatu tempat yang masih bisa dijangkau.

Hal ini dilakukan dari pagi hingga malam hari, dan terkecuali, apakah mereka seorang eksekutif yang berdandan parlente dengan setelan jas lengkap atau mereka yang cuma orang biasa. Jalan kaki seakan sudah menjadi 'makanan sehari-hari' warga New York.

Pun demikian, kondisi cuaca yang dingin mempengaruhi cara berjalan orang-orang di sana. Jarang sekali ditemui gaya berjalan santai yang menikmati suasana, hampir semuanya berjalan cepat bak robot.

Derap langkah mereka begitu mantap melalap jalan yang padat. Justru ketika Anda berjalan lambat, akan menjadi sesuatu yang berbeda.

Cuaca dingin di Kota New York benar-benar dapat membuat pendatang terjerembab. Tak kuasa menahan dinginnya udara yang menusuk ke tulang, belum lagi gaya hidup orang-orangnya yang terbiasa melalui blok demi blok dengan berjalan kaki.

Namun apa daya, pesona gemerlap Kota New York tentunya tak bisa dilewatkan begitu saja. Termasuk saat mengunjungi kawasan Times Square yang terkenal di kala malam.

Cuaca saat senja pastinya bisa bikin beku jemari. Tapi mengunjungi New York rasanya belum lengkap jika belum singgah ke Times Square. Nah, waktu berkunjung ke Times Square yang pas adalah saat malam hari, di saat cahaya sederet papan iklan di kawasan itu melontarkan kilaunya.

Cukuplah jeprat-jepret selama setengah jam di Times Square jika cuaca seperti ini. Setelah itu, langsung balik kanan masuk ke dalam taksi atau mencari kereta bawah tanah untuk menghangatkan badan.

"Aduh nggak kuat saya, cukup deh yang penting dapat foto-fotonya," ujar seorang rekan, sambil kedinginan.

0 komentar:

Post a Comment