Tuesday, February 12, 2013

5 Alasan Kenapa Pramugari Juga Benci Pesawat Delay


Jakarta - Ternyata bukan hanya penumpang yang kesal saat pesawat delay atau batal terbang. Pramugari juga merasa kesal dan rugi kalau pesawatnya mengalami delay dan batal terbang. 5 Hal ini pun menjadi alasannya.

Delay menyebabkan puluhan penumpang terdampar. Tapi, tahukah Anda kalau pramugari juga merasa kesal saat pesawat delay dan batal terbang? Penumpang bukan satu-satunya pihak yang menderita karena gagal terbang.

Ada beberapa hal yang membuat pramugari kesal dan menderita bila tak jadi terbang. Seperti dilansir detikTravel dari situs Skift, Selasa (12/2/2013) 5 hal ini membuat pramugari tidak menyukai delay atau pembatalan penerbangan:

1. Pramugari tidak mendapat bayaran

Pramugari dibayar untuk terbang. Ketika masih bertugas di darat, itu tidak masuk dalam hitungan. Semua waktu pramugari di luar jadwal penerbangan tidaklah mendapat bayaran. Meskipun, pramugari itu sudah membantu penumpang.

Jam kerja pramugari, mulai dihitung ketika pesawat mengudara. Contohnya, pramugari bekerja selama 11 jam per hari. Akan tetapi, dia hanya mendapat bayaran selama 5 jam atau sesuai dengan lamanya penerbangan. Tentu saja, penundaan dan pembatalan penerbangan sangat berpengaruh untuk pramugari.

2. Pramugari bisa terancam kerja berhari-hari

Saat sedang bertugas, waktu dan raga seorang pramugari benar-benar untuk perusahaan. Ketika maskapai memiliki sedikit pramugari, bisa saja perusahaan memindahkan jadwal pramugari ke penerbangan yang berbeda.

Pramugari diperbolehkan bekerja selama 16 jam per hari. Akan tetapi, seorang pramugari harus mendapat waktu istirahat setidaknya 8 jam setelah bertugas. Sehingga, pramugari mempunyai waktu istirahat sekitar 11-12 jam, sebelum kembali bertugas. Itu pun tergantung pada penerbangan domestik atau internasional yang akan dilakukan.

Setelah terbang selama enam hari berturut-turut, pramugari harus beristirahat selama 24 jam. Waktu untuk istirahat pun tidak selalu di rumah, terkadang pramugari juga beristirahat di hotel bandara. Karena bisa saja, pramugari harus melakukan penerbangan secepatnya. Delay pesawat akan mengacaukan itu semua.

3. Pramugari sulit menentukan barang bawaan

Sesuatu yang tidak bisa diprediksi, seperti badai bisa saja terjadi dalam penerbangan. Inilah sebabnya, pramugari tidak pernah bisa memperkirakan dia mesti membawa pakaian berapa banyak. Seorang pramugari tak akan pernah tahu di mana perjalanannya tertunda gara-gara pesawat delay.

4. Pramugari harus berhati-hati dengan telepon saat libur

Saat penerbangan ditunda atau dibatalkan, pramugari terjebak di tempat tugas. Atau, tugas mereka selesai karena sudah bertugas selama berjam-jam. Pramugari tidak akan tahu, apakah maskapai akan mengatur kembali waktu atau membatalkan penerbangan dalam kondisi darurat.

Ketika awak pesawat yang tugasnya sudah selesai, masakapai akan menugaskan perjalanan kepada awak yang piket. Apabila, benar-benar tidak ada petugas, maskapai akan menelepon pramugari lainnya yang sedang berlibur.

Maskapai penerbangan berhak memberikan tugas terbang, pada pramugari yang sedang libur. Jika pramugari menjawab telepon tersebut, maka ia tidak bisa menolak perjalanan yang ditugaskan. Apabila pramugari menolak melakukannya, dia akan terkena tindakan disipliner. Inilah sebabnya beberapa pramugari memblokir sejumlah nomor telepon.

5. Pramugari tidak bisa bekerja

Perlu Anda tahu, tidak selalu pilot terbang dengan pramugari dan pesawat yang sama. Bisa saja keduanya baru pertama kali bertemu. Sekarang ada pramugari yang berasal dari satu kota tapi tinggal di tempat lain.

Saat penerbanngan dibatalkan, pramugari akan bingung menentukan siapa yang akan bertugas selanjutnya. Kalau sudah seperti ini, maskapai yang akan melakukan penerbangan harus menunggu awak kapal yang lain atau membatalkan penerbangan sampai memiliki cukup pramugari. Inilah penyebabnya, mengapa maskapai penerbangan membutuhkan waktu untuk melakukan penerbangan setelah terjadi badai.

0 komentar:

Post a Comment